Grab, aplikasi transportasi online terpopuler di Indonesia, berencana untuk merekrut 1.000 tenaga teknologi informasi pada 2019, setelah tahun ini telah memiliki 2.000 orang.
Kepala Teknik Grab Dithesh Gathani mengatakan pihaknya berambisi menjadi super app yang paling digemari di wilayah Asia Tenggara. Grab pun telah mengumpulkan lebih dari 4 petabyte data dalam Big Data. Untuk menempatkan itu dalam konteks, itu setara dengan 2 triliun halaman teks standar yang tercetak, atau 53 tahun video HD.
Untuk menyulut ambisi itu, perusahaan meningkatkan tim teknologinya menjadi hampir 2.000 dalam 12 bulan terakhir, dan di tahun mendatang, mengharapkan untuk mempekerjakan 1.000 pekerja profesional teknologi lainnya dalam 12 bulan ke depan.
"Kami meluncurkan pusat R&D baru di Malaysia dan sedang mencari untuk mempekerjakan 100 pekerja profesional di negara yang akan dikerahkan pada proyek teknologi mendalam untuk bisnis ini," jelas Gathani, dilansir dari techwireasia, belum lama ini.
Pusat R&D pertama perusahaan dimulai di Singapura. Kemudian meluncurkan satu di Beijing, diikuti lagi satu di Seattle. Pada bulan Maret 2017, Grab meluncurkan dua pusat, satu di Bangalore dan satu lagi di Kota Ho Chi Minh, dan pada bulan Mei 2018, meluncurkan satu di Jakarta.
Perusahaan yang dimulai dengan hanya beberapa anggota di sebuah ruangan kecil pada tahun 2012 sangat antusias dengan pasar transportasi senilai US$ 25 miliar (Rp 365 triliun) dan pasar US$ 500 miliar untuk pembayaran di Asia.
Komentar
Posting Komentar