Banyak dari kita yang sering bingung atau bahkan sulit untuk memahami pengertian dari teknologi tepat guna. Hal ini bisa dimaklumi karena berbagai referensi yang ada baik itu dari media cetak maupun elektronik acap kali ditemukan perbedaan meski tidak terlalu mencolok akan tetapi cukup menimbulkan keraguan. Bisa jadi tingkat pemahaman serta sudut pandang yang berbeda dalam memaknai adalah penyebabnya sehingga kebenaran yang didapat adalah relative. Dalam hal ini pemaknaan yang benar sangat perlu dilakukan terutama bagi para pemegang kepentingan supaya kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat diminimalisir. Isu tentang teknologi tepat guna mulai populer dan santer dibicarakan pada tahun 1973 saat terjadi krisis bahan bakar diseluruh penjuru dunia. Dari sudut pandang Negara sebagai pemangku kepentingan, ada dua pengertian yang berbeda. Mengoptimalkan teknologi yang ramah lingkungan untuk Negara maju dan mengoptimalkan potensi yang ada sebagai sarana pembangunan di daerah berkembang ataupun tertinggal.
Secara umum pengertian dari teknologi tepat guna dapat diartikan sebagai teknologi yang dibuat untuk suatu kelompok sosial yang telah diselaraskan kedalam kondisi sosial, budaya, tingkat ekonomi serta nilai-nilai lain yang ada pada kelompok tersebut. Penekanan makna terdapat pada efektifitas teknologi terhadap suatu kondisi yang khas yang dengan teknologi ini, diharapkan mampu memberi perubahan kearah yang lebih baik.
Jika bicara tentang teknologi, maka tidak akan lepas dari manusia dan sistem sebagai input serta alam sekitar sebagai infrastruktur yang harus berjalan selaras sebagai satu kesatuan. Output yang diharapkan adalah hasil pengelolaan dari item-item itu sendiri. Dalam hal ini kita membicarakan tentang pengertian dari teknologi tepat guna serta aspek-aspek yang terkait didalamnya. Segala persiapan baik dari sumber daya manusia yang kompeten dibidangnya, kondisi alam serta analisis dampak lingkungan mutlak untuk dilakukan.
Fakta yang ada dari informasi yang berkembang adalah penerapan teknologi tepat guna sering di identikkan dengan teknologi untuk Negara yang berkembang atau bahkan kawasan yang tertinggal. Tenaga ahli yang terbatas, infrastruktur yang buruk, manajemen yang seadanya serta dana yang minim seolah menjadi ciri khas yang melekat. Dengan teknologi ini, efektifitas kerja akan tercapai meski dengan segala sesuatu yang serba seadanya.
Komentar
Posting Komentar